Spanning Tree Protocol (STP)
Untuk mengatasi kesalahan/kegagalan di jaringan banyak network admin
mengaplikasikan redundant paths, mengunakan beberapa switch untuk traffic di
network mereka. Lihat gambar redundant di bawah ini :
Apabila suatu saat jalur ke S1 ke D1 mengalami kegagalan, data tetap bisa di
kirimkan melalui jalur ke S1 ke D2.
Salah satu isu pada redundant adalah looping, dimana data tidak pernah sampai ke
host, tetapi hanya berputar-putar di Switch. Ini terjadi bila STP tidak di
aktifkan Bila kita lihat gambar di atas, apa yang terjadi bila PC1 mengirim
paket broadcast, seperti yang kita ketahui bahwa broadcast frame akan di
teruskan(forwarded ke semua swich kecuali dimana frame di terima, setiap switch
akan melakukan hal yang sama, bisa di bayangkan apa yang terjadi bila setiap
host mengirimkan broadcast!! Semua switch akan memforward broadcast frame secara
terus menerus, dan memenuhi traffic di network. Ini yang di sebut dengan
broadcast strom.
Masalah lain nya pada redundant adalah duplicate unicast Frame, dimana unicast
frame dikirim ke network, network yang menerima(destination device) akan
mendapatkan duplicate frame.
Untuk mengatasi masalah ini di ciptakanlah protocol untuk mengatasinya yaitu
Spanning Tree Protocol (STP). STP mencegah loop dengan cara memblock
satu dari switch port, sebagai contoh dengan memblok port Fa0/0 dari SwA, tidak
ada data traffic yang di kirim pada link ini sehingga loop di network bisa
teratasi.
Lihat gambar di atas, bila jalur di S2-S1 tiba-tiba down, secara otomatis STP
akan memblok Jalur ke S2-S1 dan membuka jalur S2-S3.
Tapi pertanyaanya adalah bagaimana STP menentukan port mana yang harus di
block??
Untuk mengetahuinya kita perlu tahu bagaimana STP bekerja.
STP mengunakan Spanning Tree Algorithm (STA) untuk menentukan switch port yang
dikonfigur atau di blok untuk mencegah loop. STA menentukan satu switch sebagai
root bridge dan menjadikanya sebagai referensi point untuk mengkalkulasi semua
path. Lihat gambar di bawah
Pada gambar di atas Switch 1 terpilih menjadi root bridge melalui proses PEMILU.
Semua switch berpartisipasi saat pemilu ini, yaitu menukarkan BPDU frames untuk
menentukan switch mana yang memiliki bridge ID(BID) yang terkecil di network.
Switch yang memiliki BID yang TERKECIL akan menjadi root bridge. Pertanyaannya
Apa isi BPDU yang ditukarkan?? BPDU ini berisi identitas BID, yaitu nilai
prioritas MAC address switch dan optional extended system ID. Nilai BID yang
terkecil ditentukan dengan kombinasi dari tiga bidang ini : --- > Bridge ID =
Bridge Priority + MAC Address
Setelah Root bridge ditentukan/didapatkan, STA akan mengkalulasi jalur terdekat
menuju root bridge. Setiap switch akan mengunakan STA untuk menentukan port mana yang
akan dijadikan root port, designated port atau non-designated port. “ketika STA melakukan perhitungan, semua traffic tidak diizinkan
di forward di network.” Lihat kembali gambar di atas, karena jalur terdekat ke
root bridge”S1” dari S2 melalui Fa0/1, dengan STA S3 akan memblok Fa0/2 berdasarkan "cost" lebih jelas di bawah.
Catatan :
+
root ports ---- > switch port yang terdekat dengan root bridge. Sebagai contoh
S2 fa0/1 merupakan root port
+Designated ports ----- > semua yang buakan root port yang masih boleh
memforward traffic di network, contoh Fa0/2 di S2
+
Non-designated ports ---- > semua ports yang dikonfigurasi untuk di block
mencegah loop, conth Fa0/2 di S3
Jadi berikut merupakan urutan kerja dari STP agar bebas dari loop "loop-free" di topology network:
1. Elects one root bridge --- >
memilih satu root bridge
2. Select one root port per
nonroot bridge ----- > root port jalur terdekat ke root bridge
3. Select one designated port on
each network segment ---- > memilih satu designated port
Sekarang mari kita coba lihat cara kerjanya mulai dari awal, ketika anda menghidupkan “turned on” switches.
1.
Elects one root bridge
Yang lucu
saat switch di hidupkan “turned on”, setiap switch akan ngaku-ngaku dirinya
adalah root bridge secepatnya dan mengirimkan multicast frame BPDUs. (pemilihan
ulang hanya dengan mematikan port dan menghidupkannya lagi.)
Sebagai
contoh:
+ bridge priority SwA adalah 32768 dan MAC addressnya
0000.0000.9999 -> bridge ID SwA adalah 32768:0000.0000.9999
+ bridge priority SwB adalah 32768 dan MAC addressnya
0000.0000.1111 -> bridge ID SwB adalah 32768:0000.0000.1111 --- > SwB akan
menjadi root karena lebih BID lebih kecil.
2.
Select one root port per nonroot bridge
Root ports adalah ports yang paling dekat
ke root bridge,
Setelah mendapatkan root bridge STA, akan
melakukan perhitungan mana jarak terdekat degnan root bridge. Perhitungan dapat
juga melihat cost untuk ke root bridge. Pada contoh di atas Fa0/0 ke Fa0/0 SwB
memakai link 10Mbps (cost 100) dan Fa0/1SwA ke Fa0/1SwB memakai 100Mbps (cost
19). Cost terendah akan dipilih. Berikut nilai-nilai cost
3.
Select one designated port on each network segment.
Setelah memilih root port, STA akan
memilih satu designated port di setiap segment network, selain port tersebut
akan di jadikan nondesignated port (port yang di block)
Untuk melihat ilustrasi dari proses
ini bisa anda lihat di sini
The spanning tree algorithm
provides the following benefits:
* Eliminates bridging loops --- > mengeliminasi loops
* Provides redundant paths between
devices --- > memungkinkan redundant antara switch
* Enables dynamic role
configuration --- > memungkinkan konfigurasi secara dymanic
* Recovers automatically from a
topology change or device failure --- > otomatis recovery saat ada perubahan topology
* Identifies the optimal path
between any two network devices --- > mengidentifikasi path antara dua network devices
STP switch port states (tahapan port STP) :
Ketika STP dalam keadaan enabled, setiap switch di network berada pada blocking state dan kemudian keadaan transitory states dari
listening dan learning. Setelah itu port siap untk forwarding atau blocking
state.
* Blocking – no user data is sent
or received but it may go into forwarding mode if the other links in use fail
and the spanning tree algorithm determines the port may transition to the
forwarding state. BPDU data is still received in blocking state but discards
frames, does not learn MAC address.
* Listening – The switch processes
BPDUs and awaits possible new information that would cause it to return to the
blocking state, discards frames and MAC address.
* Learning – receives and
transmits BPDUs and learns MAC addresses but does not yet forward frames.
* Forwarding – receives and sends
data, normal operation, learns MAC address, receives and transmits BPDUs.
Dibawah sini ringkasan dari STP
states:
* MaxAge - Berapa lama setiap bridge harus menunggu, setelah dari awal tidak mendengar hellos, sebelum mencoba merubah STP topology. Biasanya multiple hello time: default is 20 seconds.
* Forward Delay – Delay
that affects the time involved when an interface changes from blocking state to
forwarding state. A port stays in listening state and then learning state for
the number of seconds deļ¬ned by the forward delay. This timer is covered in more
depth shortly.
Lihat contoh di bawah ketika link 100Mbps down/rusak.
When the lower link is broken, SwA must wait for Max Age seconds before it
begins to transition fa0/0 interface from blocking to listening state. In
listening state it must wait for the Forward Delay seconds to move to the
Learning state. Next it continues waiting for more Forward Delay seconds. If no
BPDU is received, it is then placed in forwarding state. These three waiting
periods of (by default) 20, 15, and 15 seconds create STP’s relatively slow
convergence.
Konfigurasi dan verifikasi BID
Note: Cisco PortFast technology can be used to
support DHCP. Without PortFast, a PC can send a DHCP request before the port is
in forwarding state, denying the host from getting a usable IP address and other
information. Because PortFast immediately changes the state to forwarding, the
PC always gets a usable IP address.
Untuk informasi lebih lanjut tentang konfigurasi BPDU guard, lihat di sini
Note: Because the purpose of PortFast is to minimize
the time that access ports must wait for spanning tree to converge, it should be
used only on access ports. If you enable PortFast on a port connecting to
another switch, you risk creating a spanning-tree loop
Seperti kebanyakan
standard networking, evolusi dari STP banyak di kembangakn oleh industry seperti RSTP, PVST, PVST+, rapid-PVST+. Biasanya keluar di soal sertifikasi.
Soal-Soal STP bisa di lihat di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar